Overthinking Gen Z & Kecemasan Berlebih: Jadi Drama Queen?

Overthinking Gen Z & Kecemasan Berlebih: Jadi Drama Queen?

Pernah nggak sih kamu lagi tiduran sambil scroll TikTok, terus tiba-tiba kepikiran: “Eh, tadi ngomong gitu ke si Dinda bakal bikin dia kesel nggak ya?” atau “Aduh, kenapa CV-ku belum dikirim juga, ya? Ntar keburu nggak lulus probation lagi!” Kalau iya, selamat! Kamu resmi masuk klub Gen Z dengan kecemasan berlebih dan overthinking akut.

Kita tuh kayak punya hobi baru, yaitu micromanage setiap kejadian di kepala. Mulai dari drama kecil kayak lupa bayar parkir sampai drama gede kayak “Gimana masa depanku kalau skripsi nggak kelar-kelar?”. Semua ini bikin kita capek mental dan, nggak jarang, berujung pada kecemasan berlebih.


Kenapa Gen Z Rentan Overthinking?

Eits, jangan buru-buru nyalahin zodiak atau planet retrograde ya. Ada banyak faktor kenapa overthinking dan kecemasan jadi trademark kita:

  1. Hidup di Era Digital
    Kita bangun tidur, langsung cek HP. Malam mau tidur, scroll medsos lagi. Di timeline penuh sama pencapaian orang lain: yang baru lulus S2, yang dapet beasiswa ke luar negeri, sampai yang baru buka bisnis kopi literan. Ini bikin kita otomatis ngebandingin diri sendiri sama orang lain. Akibatnya? Overthinking parah!
  2. Tekanan Sosial Tinggi
    Masuk Gen Z berarti harus tahan sama ekspektasi. Orang tua pengen kita sukses, bos pengen kita kerja cepat, dan society pengen kita jadi woke. Kalau nggak, siap-siap aja dibilang gagal sebagai manusia.
  3. Informasi Berlimpah, Tapi Nggak Terkelola
    Di satu sisi, kita untung banget karena punya Google, YouTube, dan ChatGPT (ehm!). Tapi di sisi lain, otak kita kewalahan memilah mana yang relevan. Hasilnya? Kita malah makin parno karena takut ngambil keputusan yang salah.
Baca Juga:  Jurus Jitu Kombinasi Warna untuk Terapi: Bikin Hidup Lo Lebih Ceria!

Dampak Overthinking: Bukan Cuma Capek Mental, Tapi Juga Fisik

Kamu mungkin mikir, “Ah, overthinking mah cuma hal kecil.” Tapi tunggu dulu, bos! Overthinking itu kayak racun slow motion. Awalnya nggak kerasa, tapi lama-lama efeknya brutal.

  • Gangguan Tidur: Punya kebiasaan susah tidur karena mikir hal nggak penting? Bisa jadi itu efek overthinking.
  • Stres Kronis: Tubuh jadi tegang, gampang sakit, dan suasana hati kayak roller coaster.
  • Produktivitas Menurun: Bukannya ngerjain tugas, kita malah habisin waktu buat mikir skenario terburuk.
  • Social Burnout: Males ketemu orang karena takut salah ngomong atau di-judge.

Cara Ngehadepin Overthinking ala Gen Z

Nggak mau kan hidup kita cuma jadi ajang mikir-mikir nggak jelas? Yuk, coba beberapa tips berikut biar kepala nggak terlalu chaotic!

1. Jurnal Harian: Tulis Apa yang Kamu Rasain

Kadang, kepala kita penuh karena semua hal numpuk di sana. Solusinya? Coba tulis semua di buku atau aplikasi jurnal. Nggak perlu puitis kayak Kahlil Gibran, yang penting curhat aja.

2. Praktek Mindfulness

Coba deh belajar fokus ke momen sekarang. Ada aplikasi kayak Headspace atau Calm yang bantu kamu buat meditasi simpel. Ini lumayan ngurangin kebiasaan mikir kejadian masa lalu atau masa depan yang belum tentu kejadian.

3. Kurangin Konsumsi Medsos

Percaya atau nggak, detox medsos itu efektif banget. Cobalah off dari IG atau TikTok selama sehari, dan rasakan perbedaannya.

4. Obrolin Sama Orang yang Kamu Percaya

Kadang kita cuma butuh didengerin, bukan dihakimi. Ceritakan kegelisahanmu ke temen deket, keluarga, atau bahkan psikolog kalau perlu.

5. Bikin Checklist Harian

Dengan bikin to-do list, kamu bakal lebih fokus sama tugas-tugas yang penting. Ini juga bikin kepala nggak overloading dengan hal-hal sepele.

Baca Juga:  Ini Dia Alasan Kenapa Orang Bule Cepat Menyatakan Cinta

Fakta Unik: Gen Z Itu Paling Cemas, Tapi Juga Paling Adaptif

Walaupun Gen Z sering dikatain gampang panik dan nggak tahan tekanan, kita juga punya kelebihan loh! Kita jago multitasking, tech-savvy, dan peduli banget sama isu kesehatan mental. Jadi, walaupun suka overthinking, kita juga punya potensi besar buat berubah.

 


Real Story: Overthinking Gara-Gara DM Mantan

Ada cerita dari seorang temen (sebut aja Rina). Suatu malam, Rina dapet DM dari mantan yang isinya cuma “Hai.” Bukannya seneng, dia malah mikir, “Kenapa dia nge-DM aku? Apa dia mau balikan? Atau dia cuma kesepian?” Hasilnya? Rina nggak tidur semalaman cuma buat nyusun kemungkinan alasan mantannya ngehubungin dia.

Keesokan harinya, si mantan ternyata cuma salah kirim.

Dari cerita ini, kita bisa belajar satu hal penting: kadang overthinking itu lebih melelahkan daripada masalah aslinya!


FAQ: Pertanyaan yang Sering Ditanyain Gen Z Soal Overthinking

1. Apa bedanya overthinking sama kecemasan berlebih?

  • Overthinking lebih ke kebiasaan mikir sesuatu secara berlebihan, sementara kecemasan berlebih biasanya punya efek fisik kayak deg-degan atau napas sesak.

2. Apa overthinking bisa sembuh?

  • Bukan sembuh, tapi bisa dikendalikan. Dengan terapi, meditasi, atau gaya hidup sehat, kamu bisa ngurangin kebiasaan ini.

3. Apakah overthinking tanda kurang percaya diri?

  • Nggak selalu, tapi emang ada hubungannya. Orang yang overthinking cenderung mikir “Apa aku cukup baik?” atau “Apa yang aku lakukan salah?”.
NegaraPrevalensi Gangguan Kecemasan (12 Bulan)Faktor Utama
Meksiko29,8%Tekanan sosial, budaya, ekonomi
Amerika Serikat19,1%Urbanisasi, stres pekerjaan, ketidaksetaraan ekonomi
Brazil18,6%Kekerasan, ketimpangan ekonomi, pengaruh sosial
India15%Tekanan akademik, stigma mental health
Italia2,4%Dukungan sosial tinggi, budaya keluarga yang kuat
Selandia BaruTingkat tertinggi global (ASIR tertinggi)Kesadaran kesehatan mental, tekanan sosial ekonomi
Baca Juga:  10 Dampak Buruk Kurangnya Aktivitas Fisik pada Gen Z

Catatan:

  1. Prevalensi gangguan kecemasan bervariasi tergantung pada definisi diagnostik dan metode survei yang digunakan di setiap negara.
  2. Faktor risiko seperti stigma, tekanan sosial, hingga ketimpangan ekonomi memainkan peran besar dalam prevalensi kecemasan berlebih.​ Sumber: World Health Organization (WHO)

Closing: Jangan Sampai Overthinking Jadi Boss di Hidupmu!

Kecemasan berlebih dan overthinking Gen Z itu wajar, tapi jangan sampai bikin kita stuck di situ. Hidup tuh harusnya kayak game, ada tantangan tapi tetep fun. Kalau kamu ngerasa overthinking mulai mengganggu, yuk, ambil langkah kecil buat ngurangin bebannya. Jangan lupa, hidup cuma sekali—jangan buang waktu buat mikir yang nggak perlu.


Artikel ini dibikin buat kamu yang lagi cari solusi biar nggak tenggelam di drama hidup sendiri. Kalau bermanfaat, share ke temenmu yang suka galau! 😊

Author

Fikiran adalah benih, tulisan adalah bunga yang mekar darinya. Melalui tulisan, kita menenun gagasan menjadi karya yang abadi

Artikel Terkait